Hi beauties, im back with another new post yayyy!
Tapi di post an kali ini aku bukan me-review suatu produk
kecantikan loh, melainkan aku mau sharing pengalaman aku join suatu community di
grup whatsapp yaitu #ngopcan or ngopi cantik bareng beautiesquad (community
beauty blogger) yang membagikan ilmu nya
tentang how to write a beauty article
Sebagai seorang beauty blogger dan content writer, menurut aku
acara di community seperti ini sangat membantu sekali loh karena kita bisa
mengerti dan lebih memahami untuk membuat sebuah artikel kecantikan yang menarik
atau diminati para beauty enthusiast.
Nah ngopcan ini biasanya diselenggarakan tiap bulan dengan
berbagai topic yang berbeda dan selalu dilakukan secara online, jadi memudahkan
kita dong tanpa perlu ribet keluar rumah tapi masih bisa mendapatkan ilmu berguna
seperti ini.
Untuk #ngopcan5 kali ini, narasumber nya adalah Kak
Grisselda Nihardja yang merupakan
seorang lead editor beauty journal
As you already know, beauty journal merupakan salah satu
platform yang paling banyak digunakan para beauty enthusiast maupun blogger
untuk mengetahui tentang trend makeup
maupun skincare yang sedang in saat ini, so tanpa perlu panjang lebar lagi
berikut aku akan bagikan detail materi yang disampaikan oleh kak Grisselda
Nihardja selaku lead editor beauty journal mengenai how to write a beauty
article :
APA SAJA YANG PERLU DIKETAHUI SEBELUM MENULIS SEBUAH BEAUTY
ARTICLE?
Sebelum proses penulisan,
tentu kita perlu mencari ide terlebih dulu
Kadang nih, yang cukup
sering terjadi adalah "mentok ide"
Di Beauty Journal sendiri,
kami tiap hari publish artikel 10/hari. Jadi kalau mencari ide memang perlu
ngulik dan aware dengan hal-hal di sekitar dan di luar circle kita
Yang paling utama saat mencari
ide artikel adalah, cari dulu apa yang lagi trending.
What's trending on social
media? Bisa lihat Instagram, YouTube, atau kalau masih main Twitter, bisa juga
lihat di sana
This is one of great
sources, karena sekarang semua orang pasti pakai social media
Next source to find ideas is
from people around us
Temen-temen di kantor lagi
pada ngomongin apa sih? Atau temen-temen di sekolah/kampus, temen arisan/rumpi
(bukan temen julid ya 😂) atau saudara lagi asik
bahas apa? Ini juga bisa jadi sumber ide kita untuk buat artikel
Misalnya, di kantor Beauty
Journal obrolan pas makan siang lagi pada saling tanya ni anak-anaknya, lipstik
lokal favoritnya apa. Ya kami tim editorial jadi ngeh, "ohh, kita bikin
aja beberapa artikel seputar lipstik lokal. Belum pernah dibuat nih di
BJ."
Sumber lain yang bisa dipakai juga adalah Google Trends.
Walau nggak spesifik banget
datanya (karena ini free), at least kita ada gambaran apa sih yang banyak
nongol di sana
contoh ya: aku search "lipstik", lokasi udah
di-set di Indonesia, dan waktunya 3 bulan terakhir (menggunakan Google Trends).
hasilnya kaya gini, ada related topics, dan ada related queries.
kadang memang hasil yang muncul agak "apaan sih
nih", tapi ada juga insights yang bisa kita ambil. aku jadi tahu malah ada
brand Ozera. lalu jadi kelihatan juga kalau lipstik pixy dan lipstiknya Ivan
Gunawan banyak juga yang nyari. hal-hal seperti ini bisa jadi peluang kita
sebenernya untuk buat artikelnya.
Untuk ide-ide artikel, supaya rapi sebaiknya kita punya file
khusus buat menyimpan semuanya. Tiap orang bisa punya metode cara nyimpan ide
yang beda-beda, sesuaikan saja dengan selera ya.
Bisa sesimpel kita tulis di notebook/planner, bisa juga kita
buat di microsoft excel/google spreadsheet, atau bikin dokumen sendiri di
microsoft word/pages/google docs untuk list down all the ideas. 😄
Nah, sumber ide kalo sudah aman, kita mulai ke artikelnya.
TENTANG BEAUTY ARTICLE
Beauty article sendiri tipenya macam-macam ya, jadi sebelum
kita nulis, harus tahu dan ditentukan dulu mau seperti apa.
Umumnya, beauty
article punya tipe seperti ini:
- Produk rekomendasi
- Review
- Tips
- Tutorial
- Interview
Treatment untuk masing-masing tipe itu pun beda-beda. Dan
sebagai penulis, usahakan untuk cover important aspects dari tiap-tiap tipe
artikel yang kita buat.
Kalau review, sudah pasti perlu ada beberapa poin yang
dibahas seperti kemasan, klaim, ingredient, cara pakai, pendapat, harga produk
dan bisa dibeli di mana.
Misal kalau kita nyorotin soal kemasan. Kelihatan simpel ya, tapi mungkin ada
informasi yang orang lain gak bisa tahu kalau belum pernah pegang atau pakai
produknya. Sesimpel kita beli setting spray, eh tapi pasti dipencet, spray-nya
nyebarnya nggak rata atau malah terlalu kencang. Hal-hal seperti ini yang perlu
disampaikan juga ke pembaca supaya mereka lebih aware juga.
Untuk rekomendasi, kita juga perlu jelaskan secara singkat
apa yang bagus dari produk-produk tersebut.
Misal kita mau buat artikel 5 rekomendasi liquid foundation
merek lokal. Nah, di isinya, kita perlu kasih tahu beberapa informasi untuk
tiap produk -- apa yang buat produk itu beda dari yang lain? Apakah harganya,
ingredient-nya, pilihan warnanya yang banyak? Sebisa mungkin dikasih tahu
alasannya.
Kalau tips, usahakan mulai dari tips yang practical dan bisa
membantu pembaca. Kalau tips-nya sulit dan merepotkan untuk dilakukan/dibuat
(misal, harus cari bahan xxxxx di Pasar xxxx. Ya gimana yaa, gak semua orang
tinggal di kota yang sama atau mau niat ngubek pasar). Semakin gak practical,
audience yang bisa kita engange makin dikit
Nah, interview juga penting. Siapa tahu di sini ada yang
datang ke event-event product launch tertentu, bisa sekalian interview brand
manager atau orang-orang di balik event itu untuk artikel. Sebelum interview,
kita harus tentukan tema besarnya, mau menyoroti dari angle mana, lalu
kembangkan pertanyaan-pertanyaan untuk tema tsb. Usahakan untuk tidak
menanyakan pertanyaan yang terlalu umum, atau kalau memang perlu nanya
pertanyaan umum buat mencairkan suasana dulu, ya jangan kebanyakan/keterusan ya
😂
Artikel tutorial dan semua tipe artikel perlu dikasih
foto/image pendukung yang bagus. Orang suka lihat foto. Foto/image yang kita
taruh di dalam artikel juga bisa bantu readers supaya nggak bosan. Kalau 1
artikel 700 kata isinya tulisan semua, potensi orang untuk close tab atau bosan
semakin tinggi.
Versi singkat mungkin bisa dari point-pointnya. Contoh aku
buat artikel tentang kesalahan pakai foundation. Kalau cuma nulis ide
"Kesalahan pakai foundation" saja, pas waktu nulis bisa buang-buang
waktu isinya mau dibikin kaya gimana. Lain cerita kalau saat nulis ide, sudah
ditulis juga poin-poin pembahasan di dalamnya mau seperti apa.
Misal: Kesalahan seputar aplikasi foundation
- Belum melakukan skin prep dengan baik
- Pakai foundation saat primer masih basah
- Menggunakan aplikator yang kotor
Semakin jelas apa saja yang mau dibahas, semakin enak kita
nulisnya. Kalau bisa, saat taruh ide, sudah ada juga kerangka besar artikel
untuk memudahkan diri kita sendiri
Artikel yang bagus akan mendorong pembacanya untuk ikut coba
(bisa tips/tutorial/produk), merasakan suara/opini dari penulis (bisa
bagus/buruknya produk, atau merasa relevan dengan pengalaman/ceritanya)
SESI TANYA JAWAB
SESI 1
1
kak griss , kalo boleh tau..apa kesulitan terbesar buat
temen-temen beauty journal khususnya kak
griss dalam meng-create sebuah artikel? dan gimana solusinya?
kak griss tadi sempat bilang "struktur artikel".
aku belum paham kak.. struktur artikel itu sebenarnya apa kak griss? dan
sepeerti apa sih kak struktur artikel yang benar ?
JAWAB
Kami lebih menganggap kesulitan sebagai challenge ya biar
optimis semuanya bisa dilalui 😂
Challenge di Beauty Journal gak jauh-jauh seputar mengolah 1
topik untuk jadi beberapa angle yang berbeda dan fresh.
Karena kami online media yang setiap hari harus menaikkan
artikel-artikel dan topik di kolam "Beauty" kan seperti yang kita
tahu itu-itu saja ya, gimana caranya supaya bisa selalu ada artikel yang fresh
itulah yang jadi challenge kami setiap harinya 😄
Solusinya lebih ke melatih tim editorial untuk punya skill
mengolah topik yang lebih kreatif. Misalkan dari 1 topik "lipstik
lokal", sebenarnya banyak angle yang bisa kita bahas. Contoh:
1. Rekomendasi Lipstik Lokal Bernuansa Nude yang Tidak Buat
Wajah Terlihat Pucat
2. 5 Brand Lipstik Lokal yang Perlu Anda Ketahui
3. Lipstik Lokal yang Harganya di Bawah Rp100.000 Namun
Punya Kualitas Memuaskan
Nah, cara pikir dan melatih untuk lihat angle dari berbagai
macam sisi ini yang aku coba ajarkan dan terapkan di tim Beauty Journal
Struktur artikel maksudnya kerangka artikel Ariani.
Hahahhaa, maaf yaa gak jelas 🙏🏻
Pembuatannya kira-kira meliputi 3 aspek ini:
1. Intro: be creative, bisa menyoroti fear/desire, atau
masalah
2. Isi artikel: poin-poin penjabaran. Usahakan sistematis.
3. Closure: kesimpulan, pertanyaan balik untuk engagement
atau mengundang audience untuk komen (call to action).
Be objective dan sebisa mungkin hindari statement terlalu
judgemental.
Di bagian isi artikel, kita bisa break down per penjabaran
dalam 1 subtitle supaya pembaca lebih enak bacanya
2
Terimakasih kesempatannya. Ada beberapa hal yang ingin aku
tanyakan :
- sehalus apa kita harus mengungkapkan review negatif /
ketidakcocokan dengan produk tertentu? Soalnya kan kadang juga tergantung jenis
kulit, juga berpengaruh ke image penulis di mata brand
- kan tadi disaranin ngeliat trend yg sering
diperbincangkan, tapi kalo nulis yang lain dr yanglain apakah ga bagus? Karna
kalo banyak ditulis orang kan kesempatan dibaca makin dikit
- kalo ngeliat ide dari orang kan kadang jd kebawa sama
tulisan kita.. berapa komposisi maksimal kemiripan dengan tulisan lain?
Maaf banyak pertanyaannya hehe semoga berkenan
JAWAB
Yes, tentu ada aja ya produk yang nggak cocok ya saat
dipakai. Saat menuliskan produk-produk yang seperti ini, usahakan supaya tidak
menghina produk/brand-nya. Mengungkapkan pendapat atau pengalaman kita tentu
harus ya, karena namanya juga review. Cara mengemasnya yang perlu diperhatikan,
usahakan ditulis dengan cara yang sopan walau produk itu tidak semutakhir yang
kita harapkan. Bisa juga dicantumkan, kalau produk xxxx mungkin bisa lebih
cocok untuk pemilik kulit xxxx karena ada kandungan xxxx yang dikenal lebih
cocok untuk kulit xxxx.
Perlu hati2 jika memang kita ada kerjasama dengan brand yg
sifatnya sudah berbayar. Semua harus dikomunikasikan di depan terutama jika
memang blm pernah coba dan ada risiko kurang cocok sama kulit. Pada dasarnya
brand suka review yg informatif. Dan andai ya, misal kita punya kulit
berminyak, kalau diminta review skin care untuk kulit kering jadi ndak cocok ya.
Penting banget diinfokan di awal dan jujur ke brandnya supaya endingnya gak
kusut di kita. On the flip side, kalau review kita misalnya dikemukakan dengan
cara yg baik dan sopan, bisa jg jadi insight atau bahan pengembangan produk
dari brand itu supaya lebih baik lagi.
Beberapa brand bahkan suka dan welcome bgt dengan review dan
sudut pandang yang kritis. Balik lagi ke cara mengemasnya ya. Harus baik,
sopan, dan malah sertakan beberapa input. Misal, mungkin kalo kemasannya
berbentuk pump bisa lebih hemat dan higienis. Atau mungkin kalau warna
foundation-nya dibuat lebih kuning sedikit lagi, akan lebih masuk untuk banyak
wanita Indonesia yang banyak punya warm undertone.
Nah, kalau seputar nulis dari yang lain/di luar tren -->
tentu gapapa, kalo memang ada topik yang sudah ingin sekali ditulis, go for it.
Saran untuk tren yang lagi hype/ramai diperbincangkan lebih ada hubungannya
dengan SEO. Kalau topik itu banyak dicari, chance untuk nyangkut dan muncul di
Google Search makin besar dan kita bisa ketambahan organic traffic.
kalo ngeliat ide dari orang kan kadang jd kebawa sama
tulisan kita.. berapa komposisi maksimal kemiripan dengan tulisan lain? -> untuk mengumpulkan bahan, kita perlu
cari source dari minimal 2 - 3 sumber yang beda. Tiap orang punya gaya nulisnya
sendiri-sendiri dan cara memaparkan yang beda. Informasi yang sudah kita cek
kebenarannya dari sumber-sumber itulah yang perlu kita jelaskan dengan gaya
menulis kita sendiri.
3
Kak, bisa dijelaskan tulisan yang seperti apa sih bisa
tembus ke beauty jurnal, ketentuannya seperti apa? Apa ada reward setiap
tulisan yang tembus ke beauty jurnal? Pengen lebih kenal dengan beauty jurnal 😁
JAWAB
Sekarang mengirim tulisan untuk Beauty Journal bisa melalui
register di SOCO, lalu pilih menu Write Article di sana.
Kriteria penulisan yang kami lihat adalah tulisan yang rapi
(minim bahasa gaol/manjahhh😂), informatif (minimal
bangettt 300 kata), relevan untuk pembaca BJ (yang mostly usianya 18 - 35), dan
juga lengkap dengan gambar/foto pendukung.
Sekarang kami lagi develop sistem poin untuk reward di SOCO.
Namun selain itu, artikel yang tayang di Beauty Journal bisa dapet exposure
lebih ke pembaca kami. Yang terseleksi pun akan di-post di social media Beauty
Journal sehingga bisa dibaca lebih banyak orang
SESI 2
1
Ka aku mau tanya soal teknik penulisan artikel, kan kita
nulis artikel di blog pribadi. Nah, untuk teknik penulisannya itu apakah gaya
bahasanya harus sesuai EYD dengan kata sesuai KBBI atau bisa di campur dengan
bahasa sehari-hari dan menurut pengalaman kakak sebagai penulis di BJ, biasanya
pembaca lebih suka gaya bahasa yg kayak apa sih Ka?
Oh iya, satu lagi aku mau tanya untuk tiap tipe artikel yg
kayak kakak jelasin diawal tadi, ada kriteria minimal berapa katanya gak sih
Ka? ☺
JAWAB
Kalau untuk blog pribadi, bebas, karena sifatnya memang
lebih personal. Kalau untuk BJ, karena media, semua penulis di tim editorial
pakai kata-kata baku sesuai KBBI. KBBI sudah seperti best friend untuk ngecek
kata bakunya apa. Hahaha... Baku, tapi nggak kaku yang njlemit kaya nulis
jurnal ilmiah lah kalau di BJ. Penulisan beberapa kata nggak baku juga masih
kami pakai kok, tapi tidak mendominasi. Seperti saat nulis eyeliner ada yang
bilang "beleberan", ya itu gpp karena sudah sangat common di
Indonesia, tinggal di-italic aja untuk menyiratkan itu beda dari yang lain/gak
baku.
Tipe artikel yang singkat (minimal 300 kata) di BJ biasanya
untuk artikel yang sifatnya beauty news. Kalau untuk artikel-artikel tutorial,
tips, biasanya 500 - 700 kata. Untuk review dan interview lebih panjang lagi,
bisa 800 - 1200 kata.
Tapi masing-masing tergantung bahan dan pembahasannya juga
ya Kartika. Kalau memang ada yang dirasa perlu dijelaskan lebih, tentu jadi
lebih panjang.
2
Halo ka, aku ada beberapa pertanyaan :
1. Sekarang kan aku lebih suka review produk kecantikan,
tapi kadang kebentur sama uang yang aku harua keluarkan untuk beli makeup or
skincare yg aku beli, ka gris punya saran gak kira kira gimana caranya kita bisa
nulis tentang review produk kecantikan yang istilahnya 'hemat dikantong' gitu
ka?
2. Kadang karena uang yg harus di keluarkan ini, aku jadi
bisa cuma review tentang produk yg aku punya, which is udah banyak banget yg
review sebelum aku tulis, kalo aku tulis lagi tentang produk yg udah diulas banyak banget sama
orang, ini itungannya ketinggalan jaman gak ka? Dan ngaruh gak ka sama audience
kita?
JAWAB
Untuk pertanyaan nomor 1 lebih ke financial tips kali ya?
Hehehe... Saranku start dari yang beneran masuk untuk bujet kita aja. Jangan
sampai bela-belain potong bujet krusial buat beli barang yaa. Apalagi sekarang
banyak brand lokal atau produk yang harganya lebih affordable tp offer kualitas
yg gak kalah sm high-end brand. Malah kadang ini bisa jadi ciri khas, bisa jadi
blog kamu memang dikenal buat spesialisasi review untuk barang drugstore. Join
community atau datang ke event2 juga bisa jadi salah satu opsi. Biasanya di
goodie bag ada beberapa produk, nah itu bisa di-review juga
Untuk review, mulai dari produk yang dipunya tentu gapapa,
karena supaya bisa kasih review yang lebih in depth, sebagai penulis perlu
beneran coba dan pakai produknya. Let's start with what we have. Fokusin lebih
ke cara mengemas review dan deliver informasinya biar lebih menarik gimana ke
pembaca. Saat blog sudah tergrooming dengan baik, traffic makin oke dan segmen
& engangement audience juga makin oke, brand bisa lebih aware dengan
kehadiran blogmu.
Selain pembagian materi, biasa nya di akhir acara ngopcan
ini kita selalu diberikan kesempatan untuk memberikan pertanyaan kepada
narasumber.
Gimana ? serukan ?
Selain mendapat kan ilmu tambahan, kita juga bisa saling
sharing dengan para beauty blogger lain yang join event ini loh.
Semoga post an kali ini bermanfaat ya untuk kita para beauty
blogger dan content writer dalam membantu menulis sebuah beauty article , and
wish that we can meet in another ngopcan bareng :)
See you in another post …
Comments
Post a Comment